Macam Skema Warna

Salah satu unsur dari karya seni lukis adalah penggunaan warna. Warna memiliki domain sendiri dan merupakan sebuah hal pokok dalam dunia seni rupa. 

Untuk dapat membuat karya lukis yang baik perlu memperhatikan warna. Warna apa yang tepat untuk mengisi objek-objek tertentu. Warna adalah hal yang menarik untuk kita pelajari. Dari warnalah akan menjadikan sebuah lukisan memiliki makna tersendiri. Bahkan aliran aliran dalam seni lukis banyak yang lahir berlatar belakang warna. 

Pertanyaan sekarang bagaimana cara menggunakan warna yang beragam dalam sebuah lukisan. Untuk menjawab hal tersebut, perlu kiranya kita mengetahui skema warna. Skema warna artinya bagaimana cara mengkombinasikan warna. Betul bahwa penggunaan warna untuk sebuah karya seni lukis  bersifat bebas. Namun dengan mengetahui skema warna yang sudah dipedomani oleh para seniman perlu kita ketahui. Bahwa skema warna ini bukanlah harga mati, artinya skema warna ini bisa jadi tidak sejalan dengan keinginan dan hasrat anda. 

Sumber penggunaan skema warna ini adalah lingkaran warna. Ada beberapa kunci untuk mendapatkan warna yang serasi. Skema warna dibagi menjadi tiga yaitu warna monokromatik, analogus, dan warna komplementer. 

Warna monokromatik. Warna monokromatik ini didasari berdasarkan satu hue; Dalam kombinasinya menggunakan satu nada warna, yaitu hue murni ditambah dengan tintdan shade. Keharmonisan mudah dicapai, namun perlu variasi dalam unsur lainnya agar tidak membosankan. Pada gambar berikut motif divariasikan ukurannya, dan susunan pengulangan motif secara acak, walaupun 
motifnya sejenis terasa tidak membosankan. Pada gambar 175 susunan warna monokromatik diberi aksen merah, sehingga merah menjadi dominan dan pusat perhatian. Warna merah memiliki intensitas yang kuat sehingga mengalahkan warna lainnya, selain itu merah dalam bentuk segitiga bersifat kontras dengan bentuk bulat dengan warna abu-abu dengan tiga variasinya sehingga susunan sangat menarik perhatian dengan latar belakang hitam. Susunan bentuk bulat sangat menarik walaupun dalam satu nada, oleh karena ukuran dan susunannya yang dinamis seakan bentuk bulat tersebut bergerak-gerak seperti gelembunggelembung di udara. Penyusunan dengan cara demikian sangat baik menghindari kejemuan karena bentuk dan nada warna yang monotone.

Analogus, susunan warna yang terdiri dari dua sampai empat warna yang bersebelahan dalam lingkaran warna dengan satu warna primer. Susunan warna ini juga mudah untuk mendapatkan harmoni karena hampir semuanya memiliki nada warna yang sama, misalnya ungu memiliki unsur biru, ungu biru memiliki unsur yang sama pula. Pada susunan berikut biru merupakan aksen yang tidak kontras sehingga harmoni tidak sulit untuk didapat. Sedangkan latar belakang abu-abu sebagai warna netral juga menyatukan warna dan bentuk yang agak berbeda dalam kualitasnya. Susunan analogus lebih menarik karena ada salah satu warna pokok yang menonjol sebagai penekanan perhatian. Hal ini berbeda dengan warna monokromatik karena semua warna senada. Pada susunan berikut, warna dan bentuk saling berinteraksi, misalnya bentuk ungu dalam garis spiral geometris berhubungan dengan bentuk biru dalam garis spiral organik namun kontras dalam kualitasnya, yaitu sifat geometris dan organisnya dari kedua jenis garis sehingga hubungannya tidak menjadi monotone walau warnanya senada. 

Komplementer, yaitu susunan warna yang berhadapan dalam lingkaran warna. Skema warna ini terdiri beberapa macam. Perhatikan tabel berikut. Warna komplemen pada dasarnya adalah warna kontras, apabila disusun secara tepat dapat sangat menarik perhatian, namun sebaliknya jika kontras tidak dapat dikontrol dapat menyebabkan tidak nyaman pada penglihatan. Dalam susunan belakang hitam sehingga dapat menjadi harmoni. Susunan terlihat dinamis karena karena warna-warna yang diterapkan pada bentukbentuk kontras memancar dari satu titik pusat di sudut kiri bawah. Dengan demikian hitam sangat kuat menyatukan unsur-unsur yang 
berbeda. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Macam Skema Warna"

Post a Comment